Minggu, 05 Februari 2012

Cinta Pertama Ify part1 COPAS FBFC Rify Siviel Cagni Alshill (AdminChici)

selamat membaca dan..

mongoooo .......


Mario terkenal playboy. Gonta ganti cewek kaya gonta ganti baju. Dalam seminggu Rio bisa menggandeng tiga cewek sekaligus, tentunya dengan perkiraan jadwal yang terencana dengan baik. Lagipula siapa yang mmenolak menggandeng Rio? Kalaupun ada, mungkin kadar matanya perlu dicek.*penulis jga mau kog :*

Paras oriental. Wajah tirus dilengkapi senyum yang membuat kaum hawa terpesona. Tubuh atlentis khas pemain basket. Gaya keren yang selalu up to date, ditambah otak encer plus kantong tebel. Memantapkan Rio menjadi the most fave boy di antara teman klub basket yang terkenal sebagai gudang cowok keren SMA Saga. *mending sama penulis aja :p ... prakk gedebruk duerrr ... penulis digebukin RISE :o*

Rio punya kebiasaan buruk tentang cewek, gombalnya gak ketolongan. Hampir semua contact list pponselnya cewek mulai dari satu sekolah, sekolah tetangga bahkan sampai yang hanya ketemu di mall.

Ify sudah hampir bosan menasehati Rio agar menetap pada satu cewek alias the one (dalam istilah Rio). Tapi jawaban Rio hanya.... “ Bukan gue kok yang ndeketin mereka,” memang bukan Rio sih yang ndeketin tapiapa salahnya sih ditolak. Nasehat Ify iini hanya menjadi arsip dalam hati Rio karena sudah bosan diulang.

Suatu hari saat pulang dari rumah omanya, Ify diantar Rio pulang. Ify terlihat senyum-senyum sendiri. Ternyata setelah diselidiki Rio, Ify begitu happy karena first lovenya akan pulang ke Indonesia.

Matahari baru bangun dari tidur lelapnya, menyapa bumi dengan bias sinar hangatnya. Rio masih terlelap di atas ranjangnya. Berkutat guling sambil menikmati mimpi bersama cewek rambut panjang yang menyusuri senja ditepian Sungai Thames London. *mimpi kok jauh-jauh.

Mimpi itu berakhir saat ringtone ponsel Rio menyalak keras tepat ditelinganya. Teryata yang memanggil Ify.
“ Halo....?” sapa Rio dengan mata tertutup.
“RRIIIOOOOOOOOOOOOOOOO!!!!!” jeerit suara cempreng Ify.
Rio bukan hanya harus membuka mata, dia juag harus mengusap-usap telinganya yang mengalami sound attack pagi ini. “ lo mau jadi rocker?”
“tumben jam segini lo sudah bangun?” tanya Ify dengan cuek.
“ Gimana gak bangun kalo lo teriak dikuping gue ?” keluh Rio.
“wake up, yyo !!! sekarang sudah jam tujuh !” seru Ify teriak-teriak. “ Lo mau tidur sampai kapan?”
“ Baru juga jam tujuh udah terik-teriak,” ucap Rio kesal. “Ada apa sih ?”
“ Jadi kan temenin gue ??? Ke bandara. Jemput Alvin ? jam sepuluh!!! Tapi lo kesininya jam setengahsembilan ya!!!” Lova mewanti-wanti.
“beres!” sahut Rio.
“ Gue tunggu!!!” Ify mengakhiri pembicaraan.

Rio menaruh ponselnya di dekat bantal. Lalu kembali memeluk gulingnya mencoba masuk kembali ke alam mimpi. Berbekal rasa kantuk yang tersisa, paling Ify akan kembali menelpon jam delapan nanti, pikir Rio
.
Ify memang menelepon Rio lagi. Bukan jam delapan tapi lima menit kemudian. Rio kembali bangun dari mimpi yang akan dirajutnya.

“Rio, bangun! Mandi! Sarapan! Lalu kesini!!!!” omel Ify.
Rio bangkit dari ranjangnnya dengan malas dan menarik handuk lalu menuju kamar mandi.
Ayah dan ibu Rio terkejut. Sepanjang liburan sekolah, baru kali ini Rio bisa turun untuk sarapan. Biasanya Rio sarapan sekalian makan siang. Bahkan kini dia sudah rapi dan, hm.... wangi lagi.
“Mau kemana,yo ??” tanya Ibu Rio heran.
“Mau ke rumah Ify,” jawab Rio.
“Ify yang waktu itu kamu ajak ke restoran Mama itu ?” tanya Ibu Rio.
Rio mengangguk.
“ jadi Ify yang bisa buat kamu jatuh cinta?” Ayah Rio tersenyum nakal. Senyum yang kembar identik dengan senyum Rio nakal.

Rio tidak menyadari mukanya mendadak blushing. Meyakinkan kedua orang tuanya dengan dugaan yang bertolak belakang dengan pernyataan Rio.

Bandara saat itu penuh sesak. Liburan yang kini sudah hampir usai mengharuskan orang-orang yang pergi berlibur kembali menjejalkan diri di bandara. Beberapa orang hilir mudik dengan koper-koper besar mereka.

Ify memegangi karton bertulisan Alvin itu cukup lama. Menunggu di gerbang kedatangn luar negeri sambil berharap-harap cemas. Seperti apa rupa Alvin kali ini semoga Alvin belum melupakn masa lalunya bersama Ify. Rio menemani dengan setia.

Setelah bertemu mereka segera pulang. Suasana diperjalanan tampak hening. Tidak ada yang angkat bicara. Entah topik apa yang pas diperbincangkan. Oik sibuk mengunyah cokelat. Di sampingnya Alvin yang terlihat mematung. Ify pun ikutan diam. Sementara Rio malas angkat suara.

Rio sedikit iri pada Alvin. Bukannya sedikit lagi tapi banyak! Lihat saja mukanya yang terus ditekuk sedari tadi. Biasanya dii mall Rio selalu sibuk tepe-tepe alias tebar pesona. Tapi mukanya berubah masam saat melihat Ify menempel pada Alvin, memilihkan beberapa barang yang diperlukannya. Rio menggerutu dalam hati. Merasa dirinya tidak diperlukan. Sepertinya mereka lupa kalau mereka datang bertiga ukan berdua. Huh!!

Rio yang baru saja ingat kalau ada HEPy alias Holiday End party. Pesta tahunan SMA Saga, khususnya untuk siswa yang baru akan masuk kelas 3 yang sedikit hura-hura sebelum berpusing-pusing ria dengan ujian akhir nasional. Rio mengajak Ify namun jawaban Ify “Sorry. Kka. Gue udah ajak Alvin.” . entah kenapa kali ini Rio harus ngotot. Padahal beberapa cewek cantik pasti antri mengajaknya pergi. Tinggal tunjuk saja mereka pasti mau.*ma penulisnya aja. Rio: nulis aja lo !!! penulis : iyya-iyya*

Tepat pukul 12 siang. Rio masih tertidur pulas di kamarnya. Semalaman suntuk sibuk berargumentasi dengan hatinya. Menolak penilaian kalau dia menyukai Ify. Dan argumen itu tidak menghasilkan suatu keputusan apapun.

Pukul 6 tepat. Rio sudah muncul di ruang tamu rumah Ify. Lebih cepat setengah jam dari waktu yang dijanjikan. Rapi dengan kemeja flanel merah yang dua kancing atasnya dibiarkan terbuka. Terselimut jaket semi jas hitam dan sepan dengan warna dan bahan yang senada dengan jaketnya. Hmmm wangi banget lagi. *wahhh....pasti pada tersepona ??? iyaa kan ??? ... pembaca : penulis banyak bacot !!! penulis : iyaa ini terakhir saiia mbacot. Saiia udh gak mau mbacot lagi.. siap2 aja ember buat air mata anda2 sekalian :p :p :p :p*

Ify tampak sangat cantik dalam balutan gaun hitam berlutut pendek dengan tali spaghetti. Simple dengan make-up minimalis. Ify melangkahkan kakinya perlahan dengan high heels yang sewarna dengan gaunnya.

Di pesta Ify berjalan menepi sendiri di salah satu sudut remang. Ify sebenarnya jjuga tidak menyukai pesta ini. Hanya melepas kangen dan rindu dengan para sahabatnnya saja. Tiba-tiba Ify menangkap sesosok pria dengan lengan panjang hitam sedikit bercorak putih dan sepan jeans hitam yang terlihat formal, melangkah sendiri ditengah keramaian pesta. Menjadi pusat perhatian kaum hawa di dekatnya.

Tiba-tiba terjadi keributan perebutan Ify di tempat parkir. Alvin menatap Rio . diam, hanya mengujam lewat sorot matanya yang menyarakan ketidaksukaan pada sikap Rio yang kekanak-kanakan.

Ify menatap Rio, kemudian menatap Alvin. Tangan Rio yang hangat dan tangan Alvin yang dingin. Tampaknya Ify sudah tahu jelas yang mana pilihannya. “ Gue gak mau milih diantara kalian berdua, tapi kalau kalian maksa gue milih,” Ify menimbang ragu. “ Gue pilih...” volume suaranya mengecil, hampir tidak terdengar. “ Alvin.”

Rio melepas genggamannya seketika. Membuat Ify hilang kendali dan jatuh di dada bidang Alvin. “Fine!” ucap Rio denga suara yang sangat bergetar. Ada kesedihan jelas tersirat di sorot matanya.

“ yyo...” panggil Ify memandangi punggung Rio yang menjauh.
Rio menghentikan langkahnya tanpa menoleh. Dia terlalu takut menyaksikan apa yang dilihatnya dibelakang. Sesuatu yang membuat hatinya sakit.
“ Maaf,” ucap Ify lirih.
Rio meninggalkan pesta. Sementara Alvin membimbing Ify menyusul Rio. Meninggalkan pasta yang menjadi ajang pamer pacar dan pamer gebetan. Alvin mengantarkan Ify kembali ke rumahnya. Mood-nya kini benar-benar hancur.

Sesampainya di rumah. Rio membaringkan badan yang lengkap dengan pakaian pesta di ranjangnya. Menatap langit-langit kamarnya. Hari ini benar-benat menjadi hari yang tak terduka. Sia-sia tadi siang dia bahagia karena tepat pada saat seharusnya dia di puncak kebahagiaan itu, satu nama yang yang terucap dari bibir Ify yang sukses menghancurkannya. Alvin !

Rio bangkit dari ranjangnya. Memukuli dinding biru kamarnya bertubi-tubi. Rio tidak peduli darah segar menetes, rasa sakit ini telh kalah jauh dibandingkan rasa sakit hatinya yang dikalahkan telak oleh seorang asing di tengah teman-temannya. Lama Rio duduk tersandar di dinding kamarnya membiarkan tetesan darah segar mengalir dari tangan nya. Seharusnya gue tidak ninggalin Ify sendirian lama-lama, sesal Rio dalam hati.

Samar Rio mendengar pintu kamarnya diketuk, suara Ibunya. Rio bergegas meraih pinggir ranjang dan pura-pura diam di sana. Setelah Ibu Rio melihat luka tangan Rio, ibu Rio memberi nasihat. Rio merenungi ucapan Ibunya. Dan satu persatu kesadarannya datang. Mama benar, gue suka Ify. Ify  itu istimewa, setidaknya di hati gue.

Rio langsung pergi ke rumah IFY. Sesampainya di rumah Ify. Rio mengajak pergi Ify pergi ke suatu tempat. Rio menghentikan sedan silver di pinggir pantai. Tanpa bicara sepatah apapun Rio turun menuju jalan berpasir. Ify mengikuti langkah Rio yang jauh didepannya. Rio sudah berulang kali memanggil Rio dan meminta untuk menunggu langkah Ify. Namun Rio hanya diam tanpa memperlambat apalagi menghentikan langkahnya.

BRRAAAKKK!!!!
Ify menabrak Rio yang tiba-tiba menghentikan langkahnya. Rio segera menahan tubuh Ify agar tidak terjatuh.menarik kedua lengan lengannya sehingga kedua insan itu saling berdekatan. Hanya berjarak beberapa senti saja, mambuat Ify dapat merasakan kegantengan Rio dengan sempurna. Tak ada kata terucap, Rio hanya diam sambil memandang Ify dengan tatapan dasyatnya.

Ify  sedikit risih karena tatapan dan jarak yang terlalu dekat. ‘Mau ngapain sich Rio? Pake acara ngajakin gue ke pantai. Ngak mau ngomong lagi,’ keluh Ify dalam hati.

Perlahan Ify menjauhkan diri dekapan Rio, namun yang terjadi malah mulutnya terkunci oleh bibir Rio. Chemistry yang aneh perlahan menjalar kesetiap senti alur jalanya nadinya. Merasuk dalam segenap nafasnya yang beradu dengan nafas Rio.

Ify diam. Namun, setelah saddar Ify segera kembali meronta-ronta melepaskan diri. Tapi tenaga Ify kalah kuat dengan tenaga Rio. Akhirnya Ify hanya bisa kembali diam. Melihat Ify hanya diam, Rio perlahan mengendurkan genggamannya. “Yo. . .loe dah ngrebut fist kiss gw.” Ucap Ify sambil menangis.
“Sorry fy. Gw gak bermaksud.” Ucap Rio.
Ify menjauhkan diri dari tubuh Rio, mendorong Rio dari pelukannya dan berlari sekuat tenaga. Rio berjalan  ke depan Ify. Perlahan mengangkat wajah Ify agar menatapnya. Rio mengusap air mata yang menggenang dimata Ify dengan sangat lembut.
“Fy, loe harus mau jadi cewek gw.” Ucap Rio.
“yo. Loe bisa gak sih ngilangim kata harus loe itu,” tanya Ify.
“Fy. Jawab pertanyaan gw. Loe mau kan jadi cewek gw dan ninggalin Alvin.” Tanya Rio lagi.
“sorry yo, gw gak bisa ninggalin Alvin. Loe tau kan Alvin tu cinta pertama gw.” Ucap Ify.
“Loe tu sekarang gak gak rasional banget sih. Terserah loe deh, gw ikut permainan loa.” Tantang Rio.

hati Rio perih tersakiti. Di sudut remang, seseorang dibalik kemudi sedan hitam terus mengamati adegan demi adegan dan dapat menarik kesimpulan.




:: TAMAT ::

Tidak ada komentar:

Posting Komentar