Selasa, 22 November 2011

CERPEN Our Friendship


When the emotion is drop, there is a friendship.

Gue benci sama dia ! Benci banget ! Gue tahu kalo dia tuh lagi marah, gue juga tahu banget, kalo seandainya di marah, dia bakalan menyerang semua orang, termasuk temannya sendiri dengan kata-kata yang nyakitin hati. Tapi, gue juga nggak bisa nerima kalo dikatain kayak gitu ! Secara otomatis, gue pasti ngebalas kata-kata yang juga sama nyakitinnya. Dan harusnya, dia nggak boleh marah dong kalo gue balas dengan cara yang begitu ! Akkhhh ! Gue capek mikirin dia ! Ify mengutuki Sivia dalam hatinya.
Hari ini adalah hari yang menyebalkan bagi sejarah hidup Ify. Gimana ga menyebalkan ? Tadi malam, Fred pacarnya memutuskan hubungannya dengan Ify  tanpa sebab. Padahal, ia belum mau putus dengan Fred. Dan itu membuat seorang Alyssa Saufika Umari a.k.a Ify menjadi 100% BeTe, sedih, sekaligus kecewa setengah mati ! Dan tadi pagi, secara tiba-tiba Sivia Azizah atau yang akrab disapa Via, sobat deketnya Ify, orang yang paling sering menghabiskan waktunya bersama Ify, secara nggak sengaja menabrak Ify di gerbang sekolah, dan langsung memaki-maki Ify.
Shilla dan Agni, 2 sahabat Ify dan Via yang mengetahui hal itu, langsung berusaha untuk mendamaikan keduanya. Namun, hasilnya sia-sia. Sebab, Ify yang keras kepala sudah terlanjur sakit hati dan marah, sedangkan Via dengan egonya yang tinggi nggak bakalan mau memaafkan, apalagi meminta maaf duluan. Dan hal itu membuat Ify semakin terpukul dan akhirnya memutuskan untuk menyendiri sepanjang hari ini
* * *
Sivia menangis di dalam kelasnya. Menangis sejadi-jadinya. Setelah kejadian tadi pagi : ia memarahi Ify, dengan emosinya yang tak terkendali, karena sebuah masalah kecil yang ia hadapi sebelumnya : Clearis, teman sekelasnya secara nggak sengaja merobek PR matematika yang sudah semalam ia kerjakan dengan susah payah.
*Flashback :
“Vi, gue pinjem PR matematika lo, dong” Cleasris meminta.
“Lo belom kelar ?” Tanya Via balik. Clearis hanya menggeleng. “Ya udah. Ambil tuh di tas gue. Bukunya yang warna pink, yah” pinta Via, yang segera dilaksanakan oleh Clearis perintahnya.
Clearis kemudian menyalin PR yang sudah dikerjakan oleh Via. Tetapi, waktu waktu Clearis akan membuka lembar selanjutnya, buku Via yang berada di dekat air minum Clearis yang sedang terbuka.Tapi, dengan tidak sengaja, air minum Clearis tersenggol, sehingga menyebabkan airnya tupah ruah ke buku PR Via, dan membuatnya basah kuyup. Via yang tahu akan kejadian itu, segera memarahi Clearis karena saking kesalnya. Tapi ia sadar, dengan marah suatu masalah tidak dapa terselesaikan. Jadi, hanya ada 1 cara bagi Via untuk menyelesaikan PR itu kembali : pinjam PR Shilla. Karena, kebetulan hari itu juga – walaupun Via dan Shilla tidak sekelas – kebetulan Shilla juga punya jam matematika, dan PR yang sama.
Via kemudian menunggu kedatangan Shilla di depn gerbang sekolah, setelah mengetahui bahwa Shilla belum dating. Tanpa sengaja, Ify yang sedang memasuki gerbang sekolah badannya limbung dan menabrak Via yang juga sedang berdiri di gerbang. Detik berikutnya, tubuh Via sudah terhempas ke tanah. Di situlah adu mulut mulai terjadi. Bahkan hingga Shilla dan Agni dating, Via dan Ify belum berhenti beradu mulut.
* * *
Dan sekarang, Via hanya bisa menangis di kelas. Ia bahkan tidak jadi meminjam PR Shilla. Ia sudah tidak peduli akan apa saja yang terjadi di sekitarnya. Yang hanya ada pada pikirannya sekarang adalah ia sangat menyesali perbuatannya tadi pagi. Dan ia HARUS meminta maaf kepada Ify. Toh sebenarnya semua perkelahian ini dimulai dari dirinya.
Via tahu, mungkin akan memalukan jika semua teman sekelasnya tahu, bahwa ia, seorang Sivi Azizah, cewek paling cool dan top, yang terkenal judes dan cuek se-seantaro sekolah menangis. Tapi, menurutnya tangisannya ini adalah derai air mata persahabatan. Sebuah derai air mata tentang perasaan tentang perasaan sahabat yang tersakiti, dan perasaan diri sendiri yang terpukul atas perbuatannya sendiri.
* * *
Jam ke-3 pelajaran. Jam olahraga bagi kelas Ify. Dengan tanpa semangat dan tatapan kosong, Ify segera menuju ke ruang ganti untuk mengganti seragam sekolanya menjadi seragam olahraga. Dan tanpa Ify sadari, ada seseorang yang memperhatikannya dari tadi.
“Ok, murid-murid. Olahraga kali ini bebas. Jadi, terserah kalian. Kalau ada yang mau main basket, volley, tenis meja, dan lain sebagainya, silahkan ambil peralatannya di ruangan bapak” seorang guru olahraga menjelaskan.
Yang cowok, dengan cepatnya mengambil bola sepak dan basket. Sedangkan yang cewek, hanya berleha-leha sambil duduk-duduk di tepi lapangan sambil mengamati permainan basket atau sepak bola ataupun memandangi para cowok yang enak dipandang.
Ify duduk di sudut lapangan basket indoor sambil bersandar pada sebuah dinding. Seorang cewek yang bernama Michel kemudian datang mendekati Ify. Cewek itu sekelas dengan Ify.
“Fy, kok bengong ?” tanya Michel.
“Tau, ah” jawab Ify singkat. Sebenarnya, tak ada seorangpun – kecuali sobat akrab Ify : Via, Agni, dan Shilla – yang berani mendekati Ify. Tapi, karena Misyel merasa kasihan sekali terhadap Ify yang sedari tadi murung, menyendiri, memojok, dan menatap kosong lapangan basket di depan matanya. Ya, Ify memang terkenal sebagai cewek yang eliete dan sombong di SMA ini. Ketenarannya semakin memuncak, setelah ia menciptakan sebuah girlsband dengan nama Rainbow Girls atau yang lebih popular disingkat RG, dan menjabat sebagai leadernya.
“Eh, eh. Liat tuh ! Rio keren, deh ! Wah, kayaknya dia cowok yang paling keren di sekolah ini, deh !” seru Michel tanpa menggubris ucapan Ify sebelumnya.
“Apaan, sih lo ?! Kalo mau jadi supporter basket, jangan di sini, dong ! Gabung, kek sama temen-temen lo yang lainnya ! Gue lai cari ketenangan tahu !” Ify berseru.
“Yee… Apa, sih enaknya sendiri, Fy ? Mending juga bareng-bareng sama temen. Kan lo hidup di dunia ini nggak sendirian, jadi lo emang butuh temen. Itu baru lo bisa dibilang sebagai makhluk social. Jangan cuma maen ama temen-temen lo di RG, dong…” ucap Michel, yang langsung tepat mensuk hati Ify dengan keras. Membuat hatinya menjadi teramat sangat sakit.
“Lo mo’ nyeramahin gue ? Lo udah jadi guru ?” tanya Ify sewot. Michel hanya menggeleng. “Sebaiknya lo pergi deh dari hadapan gue, ato lo mau cari gara-gara sama gue ? Lo tau kan akibat orang yang suka cari gara-gara sama gue ?” Ify menatap tajam Michel. Michel Cuma bisa menjauh.
Tak ada yang sadar, kalo sejak tadi ada seorang cowok yang sedang bermain bakset terus memperhatikan Ify sambil menggelengkan kepala.
Pasti ada yang salah dengan Ify saat ini… batin cowok itu dari tengah lapangan, sambil merasa iba.
* * *
Jam ke-3 pelajaran bagi kelas Sivia. Jam matematika. Via sudah berhenti menangis, tapi hatinya belum bisa berhenti. Matanya menjadi merah, bengkak, dan sembab akibat dari menangis tadi. Walau hatinya masih terasa perih, Via tetap mencoba untuk mengemblikan dirinya seperti dulu lagi.
Via merapikan pakaiannya, mengelap tangannya yang basah dengan tisu, dan mencoba untuk menenangkan dirinya. Ini adalah pelajaran matematika. Pelajaran yang semua guru tahu, Sivia-lah satu-satunya orang di sekolah ini, sekolah Blue Diamond International Senior High School (BDISHS) yang paling jago. Sivia bahkan sudah menyabet banyak piala dan banyak gelar juara lainnya berkat olimpiade matematika. Itulah sebabnya, keberadaan Via tak mungkin luput dari para guru matematika.
“Apa ibu memberikan PR ?” tanya guru matematika yang sedang berdiri di depan kelas saat ini.
“Ada, bu !” murid-murid berseru.
“Kalau begitu, ketua mata pelajaran matematika, sekarang juga ambil buku kalian di ruang guru” pinta guru matematika itu. Sivia yang menjabat sebagai ketua mata pelajaran tersebut, segera melesat ke ruang guru, untuk mengambil benda yang bernama buku tugas matematika milik kelasnnya.
BDISHS memang sekolah eliete. Sekolah ini mempunyai sebuah boysband dan sebuah girlsband, sebuah band, tim basket, tim cheersleader, tim sepak bola, tim drama, dan banyak tim-tim lainnya yang namanya nggak bakalan muat diisi dalam cerpen ini. Sekolah ini sangat tertib dan mengharuskan kepada semua muridnya untuk mengumpulkan PR pada pagi hari, sebelum apel pagi dimulai. Itulah sebabnya kenapa tadi pagi Clearis berusaha secepat mungkin untuk menyelesaikan PR matematikanya.
Via kembali dari ruang guru dan segera meletakkan buku PR matematika yang dibawanya dari ruang guru, kemudian langsung duduk dengan cuek.
“Baru beberapa orang yang kumpul. Yang lain bagaimana ?” tanya guru itu, begitu buku-buku yang tadi diambil Sivia sudah tiba di hadapannya. “Via, kamu juga nggak bikin PR, kan ?” tanya guru itu, sambil menatap ke arah Via.
“Iya, bu” jawab Via sambil menunduk.
“Bu, Via bikin PR, kok” tiba-tiba Clearis menyela.
“Lantas, kalau Via bikin PR, kenapa bukunya nggak ada di sini ?” tanya bu guru  lagi.
“Yang ada di situ, buku saya. Saya menyontek PR Via. Karena saya berusaha menyelesaikan PR itu dengan cepat, saya tak sengaja menumpahkan minum saya ke buku PR Via, dan membuatnya basah. Jadi, sayalah yang bersalah” cerita Clearis panjang-lebar, membuat semua mata terbelalak kaget.
Well, maling sudah mengakui kesalannya. Yang lainnya ? Yang tidak bikin PR, beserta kamu Clearis, sekarang juga angkat kaki dari kelas ini, selagi saya masih menginjakkan kaki di kelas ini. Kecuali, Via. Kamu tidak bersalah” pinta guru itu dan membuat murid-murid segera pergi meninggalkan kelas.
                                                          * * *
Jam istirahat.
“Bagi yang merasa tergabung dalam 4boys – sebutan untuk boysband BDISHS – dan RG – sebutan untuk girlsband BDISHS – mohon sekarang juga berkumpul di ruang OSIS, karena ada urusan penting yang mendadak” pinta ketua osis lewat speaker yang ada di asing-masing kelas. Maka, yang merasa  dirinya tergabung didalamnya segera berlari menuju ke ruang osis yang di maksudkan dalam pengumuman tadi.
“Anggota 4boys : Rio,Alvin,Cakka,Iel. Anggota RG :Ify,Agni,Shilla,dan Via. Semua sudah legkap” ucap Timothy, sang ketua OSIS, yang tadi membuat pengumuman untuk berkumpul diruang OSIS. “Maksud saya memanggil kalian untuk berkumpul disini adalah untuk membicarakan tentang lomba dance. Seperti yang sekolah dan murid-murid lainnya tahu, kalian tergabung dalam grup boy and girlsband. Nah, jadi lomba ini cocok untuk kalian. Hanya saja, syaratnya setiap sekolah hanya memperbolehkan 1 grup dance untuk ikut dalam acara ini. Jadi, sekolah sudah memutuskan untuk menggabungkan kalian dalam 1 grup, agar sekolah kita dapat memenuhi undangan yang diajukan oleh panitia lomba. Yang menjadi pemenang dalam lomba ini akan diterbangkan ke Jepang untuk mengikuti lomba selanjutnya” sambungnya langsung to the point.
4Boys terdiri dari 4 orang laki-laki. Mereka adalah Rio, Mario Stevano Aditya Haling, seorang cowok yang terkenal cool dan cuek di sekolah. Alvin Jonathan Sindunata a.k.a Alvin, seorang playboy sekolah yang kerjaannya gonta-ganti cewek. Cakka Kawelias Nughraha, cowok paling simple yang ada di 4Boys. Dan Gabriel Stevant Damanik, seorang kapten basket dan the most popular boy yang jadi incaran utama para cewek di sekolah.
Sedangkan RG terdiri dari Alyssa Saufika Umari, sang leader yang kehidupannya serba eliete, dan terkeal sombong se-seantaro sekolah. Ashilla Zahrantiara, seorang cewek baik yang modish, tapi nggak suka cowok playboy. Agni Trinubuati, seorang cewek tomboy. Dan Sivia Azizah, seorang cewek cool yang feminim.
What ? Jadi satu ? Nggak !” seru Ify langsung memberikan pendapat. Semua mata langsung tertuju pada Ify. Sedangkan Ify sendiri cuek terhadap semua tatapan itu.
Via juga hadir dalam pertemuan mendadak itu, tapi ia lebih memilih untuk duduk berjauhan dengan Ify. Ia tahu, bakal ada percekcokan kalau saat ini ia berada dekat-dekat dengan Ify.
“Iya. Gue juga nggak setuju. Yang bener aja ? Masa kita harus gabung sama girls ? Jelas-jelas aliran dance kita beda banget dengan mereka ! Pokoknya nggak bisa !” Rio kemudian mengeluarkan suaranya. Sebagai leaderada masing-masing grup, ia dan Ify harus cepat dalam mengambil setiap keputusan.
Well, keputusan dari pihak sekolah ini sudah pasti akan menimbulkan pro dan kontra. Tapi, kenapa sih kalian nggak mencoba untuk berfikir terbuka ? Berfikir selayaknya anak kelas 2 SMA ? Kenapa kalian nggak mencoba dulu ? Toh, kalau nanti kalian memang merasa tidak cocok antara satu sama lain, kalian bisa mengundurkan diri, dan tentu saja sekolah akan mengambil satu keputusan lagi : sekolah akan memilih salah satu grup, entah itu boys atau girls” Mothy mencoba memberikan solusi.
“Iya, sih. Tapi… Hhh…” Shilla mendesah panjang. “Ok. Kita coba” ucapnya mantab.
“Gue sependapat sama Shilla” Alvin menambahkan.
“Yang terbaik itu yang bakal gue pilih. Coba deh kalian jangan mementingkan ego kalian masing-masing. Tapi, coba kalian pikirkan dunia nyata kalian, sekolah ini. Ini kan juga demi sekolah. Sekolah udah membimbing kita, kok. Jadi, apa salahnya kalau kita juga memberikan sesuatu kepada sekolah ? Gue ikut Alvin dan Shilla” Cakka kemudian ikut menimpali.
Sorry, Fy. Tapi kayaknya ini emang yang terbaik” Via menambahkan.
“Karena suara kayaknya lebih banyak memilih untuk bergabung, gue bakalan coba” ucap Ify datar.
“Yo, elo ? Gimana ? Kalo lo ikutan gabung, otomatis gue juga ikutan gabung. Jadi, kayaknya udah nggak ada lagi pilihan buat kita, deh. So…” bisikan Iel terhenti, karena Rio langsung menyahut.
“Ok. Gue gabung” ucap Rio akhirnya.
Good. Semua udah sependapat. Sekarang, silahkan kalian latihan. Good luck, yah..” ucap Timothy memberi semangat, kemudian langsung keluar dari ruang OSIS, meninggalkan ke-2 grup tetap berada di tempat.
“Fy. Gue minta maaf, yah. Minta maaf soal kejadian di gerbang tadi pagi. Gue emosi banget. Lo mau, kan maafin gue ?” tanya Via penuh harap. Semua yang berada di ruangan itu jelas kaget.
“Oh, jadi kalian bertengkar ?  Pantes dari tadi gue perhatiin kalian kurang akrab” Rio menimpali.
Ify mengangkat kepalanya. “Lo serius ?” tanya Ify tak percaya. Via hanya mengangguk penuh semangat. Ify segera berlari dan memeluk Via. “Gue juga minta maaf, Vi. Gue juga salah. Sorry, yah..” ucap Ify meminta maaf. Via hanya bisa memelu Ify.
“Yess !! Mereka baikan !!” seru Agni dan Shilla bersamaan.
“Ok. Ok. Udah cukup maaf-maafannya ? Karena kita udah memutuskan untuk gabung dalam satu tim, pulang sekolah nanti, gue harap kalian bisa ngumpul di halaman belakang sekolah buat latihan dan nentuin lagu. Setuju ?” tanya Rio, yang langsung disambut dengan anggukan mantap semua orang yang berada di dalam ruangan itu. “Nah, karena kebetulan gue & Ify sekelas, Alvin & Shilla sekelas, Cakka & Agni sekelas, dan Iel & Via sekelas, gue harap per pasangan udah menyiapkan 1 lagu untuk latihan pulang sekolah nanti. Lagu yang terbaik, akan dipilih buat lomba.
* * *
Jam istirahat ke-2..
“Yo, lo udah dapet lagu belum ?” tanya Ify.
“Belom. Banyak lagu, nih yang udah gue pilih, tapi gue bingung mo’ nentuin yang mana. Kalo lo ?” tanya Rio balik.
“Yee. Gue juga belom kali. Makanya gue tanya ke elo. Gimana, sih ? Eh, eh. Tapi tunggu dulu. Gimana kalo kita pake lagunya 2ne1 – I am The Best ? Kan keren !” usul Ify kemudian.
“Lagu apaan, tuh ? Gue belom pernah denger” jawab Rio.
“Parah, lo ! Nih, coba denger” Ify menyodorkan HPnya dan memperdengarkan lagu yang dimaksud ke Rio.
“Buset ! Kata-kata apaan, nih ? Lagu mana, sih ?” Rio segera melepaskan headset Ify dari telinganya, setelah lagu I am the best baru sebentar di dengar oleh Rio. Ia tak megerti dengan bahasa yang digunakan dalam lagu tersebut, jadi ia langsung menolaknya.
“Ini lagu Korea, tahu ! Makanya, buka dong mata lo ama perkembangan zaman. Anak muda sekarang kan lagi demam Korea. Elonya aja yang dari dulu cuma maniak sama lagu-lagu Barat” cibir Ify.
“Ah, terserah deh apa kata lo. Nah, usul gue pake lagunya Rihanna – SnM aja” Rio mengusulkan.
“Boleh juga sih tu lagu.. Tapi.. Ah ! Gimana kalo kita gabungin aja SnM sama I am The Best ?” Ify kembali memberikan saran.
“Lo jenius, Fy !” seru Rio, kemudian memeluk Ify karena saking senangnya.
“Hmmmppph !! Rio, please don’t hug me ! I can’t breathe” pinta Ify, karena ia sudah setengah mati untuk bernafas.
“Eh, eh sorry ! Gue nggak sengaja. Haha ! Gue emang begitu kalo lagi seneng. Haha, Maaf, yah…” Rio meminta maaf.
* * *
2 hari sudah mereka latihan bersama. Dan selama 2 hri itu juga, latihan berjalan dengan lancer. Latihan selalu dilaksanakan pada malam hari, mulai dari jam 8 – 10 malam. Tempat latihannya adalah lapangan lapangan sepak bol yang sudah tidak terpakai lagi di dekat rumah Rio. Setelah latihan usai, barulah mereka mengerjakan PR bersama.
Tapi, malam ini berbeda. Ify datang ke tempat latihan paling terakhir. Padahal, biasanya yang dating paling akhir adalah Agni. Ify juga datang dengan mata merah, bengkak, dan sembap. Semua yang sudah berada di tempat latihan langsung menyerbu Ify.
“Fy, lo kenapa ?” taya Rio khawatir.
“Fred.. Fred.. dia…” Ify berbicara di sela-sela tangisnya. Tangisannya kembali meledak, bahkan sebelum ia menyelesaikan kalimatnya.
“Nih. Tenangkan dulu diri lo.Baru ngomong” saran Agni, sambil menyodorkan sebuah saputangan.
Ify kemudian mengambil nafas panjang, baru kemudian kembali berbicara, meski ia masih terisak. “Fred, dia meninggal. Dia kecelakaan !” tangis Ify kembali meledak.
“Hah ?” semuanya berseru kaget.
“Maksud lo ? Fred mantan lo itu ?” tanya Shilla kaget. Ify mengangguk.
“Sebelum gue denger berita kecelakaannya dia, gue dapet SMS dari dia. Nih, kalian boleh baca” Ify menyodorkan HPnya sambil terus terisak.
Dear Ify,
Maav klo wktu itu gw mtusin lo tnpa sbab. Itu krna gw pngen fokus blajar dlu. Sx lagi, sorry yah… Lo mau kan maavin gw ? Klo gw bilang, lo psti mau. Thanks, yak lo lo udh mau maavin gw J 
Oh, ya Fy. Gw mhon sesuatu dong ke elo. Boleh, kan ? Gw mhon lo ubah deh sikap lo. Jgn jdi org smbong, krna org sombong psti nggak pny temen, Please, yah brubah. Gw jnji klo gw msih PUNYA WAKTU DI DUNIA INI, gw psti bkalan jdian lgi ama lo. Dan jika gw udh NGGAK PUNYA WAKTU LAGI, gw jnji, gw psti bkalan jdi bintang di langit bwt nmenin hari-hari lo.
Dan SMSpun berakhir.
“Wah, dia udah kasih tanda ke elo, yah..” ucap Alvin. Ify hanya mengangguk.
“Dan betapa begonya gue, gue nggak nangkep sama sekali apa maksud dari SMS itu. Dan setelah kecelakaan itu terjadi, gue baru tau apa maksud dari SMS itu” Ify mengakui.
“Yang pergi biarlah pergi. Yang ada di sini latihan, yuk ! Lombanya lusa, loh.. Jangan nyia-nyiain waktu, deh…” ajak Rio. Akhirnya semuanya latihan. Takut kalau nanti Rio yang marah, lebih celaka lagi kejadiannya.
* * *
Jam 10 malam.
“Huaaah ! Capek ! Ok. Besok kita tinggal gladi resik. Kalian semua udah mantap. Thanks buat kerja samanya selama ini. Gue dan Ify kayaknya bakal santai malam ini. Besok kita kan nggak ada PR. Yuk, Fy, kita menjauh dari mereka, jangan ganggu mereka belajar” ajak Rio, yang langsung disetujui oleh Ify. Rio mengajak Ify ke sudut lapangan.
“Fy, lo tau nggak, gue bangga punya temen kayak lo. Punya temen yang juga sobat, punya temen yang bisa jadi partner gue, dan punya temen yang selalu ngedukung gue dalam keadaan apapun. Thanks ya Fy” ucap Rio tulus, setelah mereka duduk bersebelahan di sudut lapangan.
“Sama-sama. Itulah gunanya temen. Tapi, status kita bukan lagi temen  biasa, loh Yo. Status kita semua di sini adalah sahabat. Lo nyadar, nggak sih kalo kita semua itu udah deket banget” sanggah Ify.
“Haha. Iya, yah. Ya udah, deh. Sobat aja” ujar Rio. “Fy, jangan sedih lagi, yah. Ntar, kalo lo sedih, bintang yang Fred maksud juga bakalan sedih. Maksud Fred adalah orang yang pergi itu bakalan jadi bintang terang yang bakalan terus-terusan nemenin hari-hari lo. Dia bakalan jadi bintang yang terang buat lo” Fred menjelaskan.
“Gue tau. Tapi, BTW bintang-bintang itu kalo dilihat terus menerus, kelihatan bagus, yah…” ucap Ify sambil menatap bitang di atas kepalanya.
“Semua bintang itu bagus, Fy. Ga ada bintang yang yang jelek” Rio juga ikut menatap langit yang ditaburi jutaan bahkan milyaran bintang. Dan jika seandainya ada bintang yang redup di hati lo, gue bersedia, kok untuk menggantikan bintang itu demi lo”
“Jangan Yo. Gue belom mau lo pergi untuk selamanya. Gue takut kehilangan lo, dan gue juga belom siap” sela Ify.
“Menggantikan bintang itu, bukan berarti gue harus mati, tapi gue mau bikin elo selalu gembira. Itukan tugas bintang yang tersirat dari SMS Fred. Dan tau nggak Fy. Lo itu udah berubah. Lo itu udah bukan Ify yang sombong dan egonya nggak ketulungan. Lo udah jadi Ify yang mau berkawan dengan semua orang. Gue selalu memperhatikan lo, kok. Jadi gue tau perubahan lo tiap harinya” jelas Rio member pengertian.
“Makasih udah memperhatiin gue” ucap Ify tulus.
Burung-burungpun bernyanyi, bungapun tersenyum. Melihat kau hibur hatiku.
Hatiku mekar kembali, terhibur symphony. Pasti hidupku kan bahagia. Pasti hidupku kan bahagia…
Agni memutar music dari HPnya untuk mengusir kesepian. Dan momentnya tepat sekali dengan moment Ify dan Rio. Tapi, setelah lagu itu berakhir, tiba-tiba bahu Rio terasa berat. Ternyata, Ify sudah jatuh tertidur di bahunya, dan membuat bahu Rio menjadi bantalnya.
* * *
Hari lomba.
Lomba dihadiri oleh semua guru, OSIS, murid-murid BDISHS, orangtua murid, dan bahkan adik-adik mereka : Ray, adik Rio, Oliv adik Cakka, Ozy, adik Shilla, Acha adik Agni, Deva adik Ify, dan Keke adik Alvin.
Saat-saat yang mendebarkan yang ditunggu oleh semua peserta tiba. Ini adalah saat MC akan membacakan siapa pemenang dari lomba dance tahun ini.
“Pemenang International School Dance tahun ini jatuh pada…. Tim… dari sekolah Blue Diamond International Senior High School !! Selamat kepada pemenang. Pemenang berhak untuk mengikuti lomba dance antar International School di Jepang” MC itu selesai membacakan nama pemenang, yang langsung di sambut dengan standing applause dari pendukung BDISHS.
“Ye! Kita menang ! Thanks God. Thanks juga buat kerja sama kalian selama ini!!” seru Rio dan Ify kompak.
“Hah ? Siapa, sih yang menang ? Kok kita kayaknya bangga banget ?” Cakka bertanya dengan polosnya.
“Kita tau Cakka ! Kita menang !” Agni memberitahu.
“Ye.. ye.. ye.. yeeee…” Cakka berseru dengan nada datar. “Eh, terus hadiahnya apa ?” tanya Cakka lagi.
“Kita bakalan ke Jepang, Kka ! Ke Jepang ! Kok kamu lemot, sih ?” sekali lagi Agni member tahu.
“Yah, berarti, kita harus bayar tiket pesawat dong untuk ke Jepang..” Cakka berbicara dengan nada sesal.
“Ye, kita kan menang,, jadi bukan kita, dong yang bakalan bayar buat tiketnya ke Jepang ! Cakka, lo itu budek, apa lemot ? Kok dari tadi nggak nangkep-nangkep ?” tanya Agni akhirnya.
“Eh,, ia yah.. Haha ! Aku lemot !! Haha ! Ye, kita menang !!!” seru Cakka kemudian setelah sadar.
* * *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar