selamat membaca dan..
mongoooo .......
Mario
terkenal playboy. Gonta ganti cewek kaya gonta ganti baju. Dalam
seminggu Rio bisa menggandeng tiga cewek sekaligus, tentunya dengan
perkiraan jadwal yang terencana dengan baik. Lagipula siapa yang
mmenolak menggandeng Rio? Kalaupun ada, mungkin kadar matanya perlu
dicek.*penulis jga mau kog :*
Paras oriental. Wajah tirus
dilengkapi senyum yang membuat kaum hawa terpesona. Tubuh atlentis khas
pemain basket. Gaya keren yang selalu up to date, ditambah otak encer
plus kantong tebel. Memantapkan Rio menjadi the most fave boy di antara
teman klub basket yang terkenal sebagai gudang cowok keren SMA Saga.
*mending sama penulis aja :p ... prakk gedebruk duerrr ... penulis
digebukin RISE :o*
Rio punya kebiasaan buruk tentang
cewek, gombalnya gak ketolongan. Hampir semua contact list pponselnya
cewek mulai dari satu sekolah, sekolah tetangga bahkan sampai yang hanya
ketemu di mall.
Ify sudah hampir bosan menasehati Rio
agar menetap pada satu cewek alias the one (dalam istilah Rio). Tapi
jawaban Rio hanya.... “ Bukan gue kok yang ndeketin mereka,” memang
bukan Rio sih yang ndeketin tapiapa salahnya sih ditolak. Nasehat Ify
iini hanya menjadi arsip dalam hati Rio karena sudah bosan diulang.
Suatu
hari saat pulang dari rumah omanya, Ify diantar Rio pulang. Ify
terlihat senyum-senyum sendiri. Ternyata setelah diselidiki Rio, Ify
begitu happy karena first lovenya akan pulang ke Indonesia.
Matahari
baru bangun dari tidur lelapnya, menyapa bumi dengan bias sinar
hangatnya. Rio masih terlelap di atas ranjangnya. Berkutat guling sambil
menikmati mimpi bersama cewek rambut panjang yang menyusuri senja
ditepian Sungai Thames London. *mimpi kok jauh-jauh.
Mimpi itu berakhir saat ringtone ponsel Rio menyalak keras tepat ditelinganya. Teryata yang memanggil Ify.
“ Halo....?” sapa Rio dengan mata tertutup.
“RRIIIOOOOOOOOOOOOOOOO!!!!!” jeerit suara cempreng Ify.
Rio
bukan hanya harus membuka mata, dia juag harus mengusap-usap telinganya
yang mengalami sound attack pagi ini. “ lo mau jadi rocker?”
“tumben jam segini lo sudah bangun?” tanya Ify dengan cuek.
“ Gimana gak bangun kalo lo teriak dikuping gue ?” keluh Rio.
“wake up, yyo !!! sekarang sudah jam tujuh !” seru Ify teriak-teriak. “ Lo mau tidur sampai kapan?”
“ Baru juga jam tujuh udah terik-teriak,” ucap Rio kesal. “Ada apa sih ?”
“
Jadi kan temenin gue ??? Ke bandara. Jemput Alvin ? jam sepuluh!!! Tapi
lo kesininya jam setengahsembilan ya!!!” Lova mewanti-wanti.
“beres!” sahut Rio.
“ Gue tunggu!!!” Ify mengakhiri pembicaraan.
Rio
menaruh ponselnya di dekat bantal. Lalu kembali memeluk gulingnya
mencoba masuk kembali ke alam mimpi. Berbekal rasa kantuk yang tersisa,
paling Ify akan kembali menelpon jam delapan nanti, pikir Rio
.
Ify memang menelepon Rio lagi. Bukan jam delapan tapi lima menit kemudian. Rio kembali bangun dari mimpi yang akan dirajutnya.
“Rio, bangun! Mandi! Sarapan! Lalu kesini!!!!” omel Ify.
Rio bangkit dari ranjangnnya dengan malas dan menarik handuk lalu menuju kamar mandi.
Ayah
dan ibu Rio terkejut. Sepanjang liburan sekolah, baru kali ini Rio bisa
turun untuk sarapan. Biasanya Rio sarapan sekalian makan siang. Bahkan
kini dia sudah rapi dan, hm.... wangi lagi.
“Mau kemana,yo ??” tanya Ibu Rio heran.
“Mau ke rumah Ify,” jawab Rio.
“Ify yang waktu itu kamu ajak ke restoran Mama itu ?” tanya Ibu Rio.
Rio mengangguk.
“ jadi Ify yang bisa buat kamu jatuh cinta?” Ayah Rio tersenyum nakal. Senyum yang kembar identik dengan senyum Rio nakal.
Rio
tidak menyadari mukanya mendadak blushing. Meyakinkan kedua orang
tuanya dengan dugaan yang bertolak belakang dengan pernyataan Rio.
Bandara
saat itu penuh sesak. Liburan yang kini sudah hampir usai mengharuskan
orang-orang yang pergi berlibur kembali menjejalkan diri di bandara.
Beberapa orang hilir mudik dengan koper-koper besar mereka.
Ify
memegangi karton bertulisan Alvin itu cukup lama. Menunggu di gerbang
kedatangn luar negeri sambil berharap-harap cemas. Seperti apa rupa
Alvin kali ini semoga Alvin belum melupakn masa lalunya bersama Ify. Rio
menemani dengan setia.
Setelah bertemu mereka segera
pulang. Suasana diperjalanan tampak hening. Tidak ada yang angkat
bicara. Entah topik apa yang pas diperbincangkan. Oik sibuk mengunyah
cokelat. Di sampingnya Alvin yang terlihat mematung. Ify pun ikutan
diam. Sementara Rio malas angkat suara.
Rio sedikit iri
pada Alvin. Bukannya sedikit lagi tapi banyak! Lihat saja mukanya yang
terus ditekuk sedari tadi. Biasanya dii mall Rio selalu sibuk tepe-tepe
alias tebar pesona. Tapi mukanya berubah masam saat melihat Ify menempel
pada Alvin, memilihkan beberapa barang yang diperlukannya. Rio
menggerutu dalam hati. Merasa dirinya tidak diperlukan. Sepertinya
mereka lupa kalau mereka datang bertiga ukan berdua. Huh!!
Rio
yang baru saja ingat kalau ada HEPy alias Holiday End party. Pesta
tahunan SMA Saga, khususnya untuk siswa yang baru akan masuk kelas 3
yang sedikit hura-hura sebelum berpusing-pusing ria dengan ujian akhir
nasional. Rio mengajak Ify namun jawaban Ify “Sorry. Kka. Gue udah ajak
Alvin.” . entah kenapa kali ini Rio harus ngotot. Padahal beberapa cewek
cantik pasti antri mengajaknya pergi. Tinggal tunjuk saja mereka pasti
mau.*ma penulisnya aja. Rio: nulis aja lo !!! penulis : iyya-iyya*
Tepat
pukul 12 siang. Rio masih tertidur pulas di kamarnya. Semalaman suntuk
sibuk berargumentasi dengan hatinya. Menolak penilaian kalau dia
menyukai Ify. Dan argumen itu tidak menghasilkan suatu keputusan apapun.
Pukul
6 tepat. Rio sudah muncul di ruang tamu rumah Ify. Lebih cepat setengah
jam dari waktu yang dijanjikan. Rapi dengan kemeja flanel merah yang
dua kancing atasnya dibiarkan terbuka. Terselimut jaket semi jas hitam
dan sepan dengan warna dan bahan yang senada dengan jaketnya. Hmmm wangi
banget lagi. *wahhh....pasti pada tersepona ??? iyaa kan ??? ...
pembaca : penulis banyak bacot !!! penulis : iyaa ini terakhir saiia
mbacot. Saiia udh gak mau mbacot lagi.. siap2 aja ember buat air mata
anda2 sekalian :p :p :p :p*
Ify tampak sangat cantik dalam
balutan gaun hitam berlutut pendek dengan tali spaghetti. Simple dengan
make-up minimalis. Ify melangkahkan kakinya perlahan dengan high heels
yang sewarna dengan gaunnya.
Di pesta Ify berjalan menepi
sendiri di salah satu sudut remang. Ify sebenarnya jjuga tidak menyukai
pesta ini. Hanya melepas kangen dan rindu dengan para sahabatnnya saja.
Tiba-tiba Ify menangkap sesosok pria dengan lengan panjang hitam sedikit
bercorak putih dan sepan jeans hitam yang terlihat formal, melangkah
sendiri ditengah keramaian pesta. Menjadi pusat perhatian kaum hawa di
dekatnya.
Tiba-tiba terjadi keributan perebutan Ify di
tempat parkir. Alvin menatap Rio . diam, hanya mengujam lewat sorot
matanya yang menyarakan ketidaksukaan pada sikap Rio yang
kekanak-kanakan.
Ify menatap Rio, kemudian menatap Alvin.
Tangan Rio yang hangat dan tangan Alvin yang dingin. Tampaknya Ify sudah
tahu jelas yang mana pilihannya. “ Gue gak mau milih diantara kalian
berdua, tapi kalau kalian maksa gue milih,” Ify menimbang ragu. “ Gue
pilih...” volume suaranya mengecil, hampir tidak terdengar. “ Alvin.”
Rio
melepas genggamannya seketika. Membuat Ify hilang kendali dan jatuh di
dada bidang Alvin. “Fine!” ucap Rio denga suara yang sangat bergetar.
Ada kesedihan jelas tersirat di sorot matanya.
“ yyo...” panggil Ify memandangi punggung Rio yang menjauh.
Rio
menghentikan langkahnya tanpa menoleh. Dia terlalu takut menyaksikan
apa yang dilihatnya dibelakang. Sesuatu yang membuat hatinya sakit.
“ Maaf,” ucap Ify lirih.
Rio
meninggalkan pesta. Sementara Alvin membimbing Ify menyusul Rio.
Meninggalkan pasta yang menjadi ajang pamer pacar dan pamer gebetan.
Alvin mengantarkan Ify kembali ke rumahnya. Mood-nya kini benar-benar
hancur.
Sesampainya di rumah. Rio membaringkan badan yang
lengkap dengan pakaian pesta di ranjangnya. Menatap langit-langit
kamarnya. Hari ini benar-benat menjadi hari yang tak terduka. Sia-sia
tadi siang dia bahagia karena tepat pada saat seharusnya dia di puncak
kebahagiaan itu, satu nama yang yang terucap dari bibir Ify yang sukses
menghancurkannya. Alvin !
Rio bangkit dari ranjangnya.
Memukuli dinding biru kamarnya bertubi-tubi. Rio tidak peduli darah
segar menetes, rasa sakit ini telh kalah jauh dibandingkan rasa sakit
hatinya yang dikalahkan telak oleh seorang asing di tengah
teman-temannya. Lama Rio duduk tersandar di dinding kamarnya membiarkan
tetesan darah segar mengalir dari tangan nya. Seharusnya gue tidak
ninggalin Ify sendirian lama-lama, sesal Rio dalam hati.
Samar
Rio mendengar pintu kamarnya diketuk, suara Ibunya. Rio bergegas meraih
pinggir ranjang dan pura-pura diam di sana. Setelah Ibu Rio melihat
luka tangan Rio, ibu Rio memberi nasihat. Rio merenungi ucapan Ibunya.
Dan satu persatu kesadarannya datang. Mama benar, gue suka Ify. Ify itu
istimewa, setidaknya di hati gue.
Rio langsung pergi ke
rumah IFY. Sesampainya di rumah Ify. Rio mengajak pergi Ify pergi ke
suatu tempat. Rio menghentikan sedan silver di pinggir pantai. Tanpa
bicara sepatah apapun Rio turun menuju jalan berpasir. Ify mengikuti
langkah Rio yang jauh didepannya. Rio sudah berulang kali memanggil Rio
dan meminta untuk menunggu langkah Ify. Namun Rio hanya diam tanpa
memperlambat apalagi menghentikan langkahnya.
BRRAAAKKK!!!!
Ify
menabrak Rio yang tiba-tiba menghentikan langkahnya. Rio segera menahan
tubuh Ify agar tidak terjatuh.menarik kedua lengan lengannya sehingga
kedua insan itu saling berdekatan. Hanya berjarak beberapa senti saja,
mambuat Ify dapat merasakan kegantengan Rio dengan sempurna. Tak ada
kata terucap, Rio hanya diam sambil memandang Ify dengan tatapan
dasyatnya.
Ify sedikit risih karena tatapan dan jarak
yang terlalu dekat. ‘Mau ngapain sich Rio? Pake acara ngajakin gue ke
pantai. Ngak mau ngomong lagi,’ keluh Ify dalam hati.
Perlahan
Ify menjauhkan diri dekapan Rio, namun yang terjadi malah mulutnya
terkunci oleh bibir Rio. Chemistry yang aneh perlahan menjalar kesetiap
senti alur jalanya nadinya. Merasuk dalam segenap nafasnya yang beradu
dengan nafas Rio.
Ify diam. Namun, setelah saddar Ify
segera kembali meronta-ronta melepaskan diri. Tapi tenaga Ify kalah kuat
dengan tenaga Rio. Akhirnya Ify hanya bisa kembali diam. Melihat Ify
hanya diam, Rio perlahan mengendurkan genggamannya. “Yo. . .loe dah
ngrebut fist kiss gw.” Ucap Ify sambil menangis.
“Sorry fy. Gw gak bermaksud.” Ucap Rio.
Ify
menjauhkan diri dari tubuh Rio, mendorong Rio dari pelukannya dan
berlari sekuat tenaga. Rio berjalan ke depan Ify. Perlahan mengangkat
wajah Ify agar menatapnya. Rio mengusap air mata yang menggenang dimata
Ify dengan sangat lembut.
“Fy, loe harus mau jadi cewek gw.” Ucap Rio.
“yo. Loe bisa gak sih ngilangim kata harus loe itu,” tanya Ify.
“Fy. Jawab pertanyaan gw. Loe mau kan jadi cewek gw dan ninggalin Alvin.” Tanya Rio lagi.
“sorry yo, gw gak bisa ninggalin Alvin. Loe tau kan Alvin tu cinta pertama gw.” Ucap Ify.
“Loe tu sekarang gak gak rasional banget sih. Terserah loe deh, gw ikut permainan loa.” Tantang Rio.
hati
Rio perih tersakiti. Di sudut remang, seseorang dibalik kemudi sedan
hitam terus mengamati adegan demi adegan dan dapat menarik kesimpulan.
:: TAMAT ::
Tidak ada komentar:
Posting Komentar